Jakarta, Obesitas tak hanya terjadi karena gaya hidup
sedenter atau pola makan yang berantakan. Konon obesitas juga
dipengaruhi oleh faktor sosial. Pasalnya sejumlah studi mengungkap bahwa
orang yang punya banyak teman obesitas juga lebih cenderung untuk
menggemuk ketimbang orang yang tak punya banyak teman yang kelebihan
berat badan.
Yang lebih mengejutkan lagi sebuah studi baru
mengungkap bahwa frekuensi saling bertukar email antar rekan kerja di
kantor erat kaitannya dengan indeks massa tubuh atau body mass index
(BMI). Setelah dianalisis peneliti menyimpulkan bahwa pekerja kantoran
yang obesitas dilaporkan paling sering berkirim email dengan rekan
kerjanya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One
ini melibatkan sejumlah pekerjaan di beberapa perkantoran di AS yang
telah diukur skor BMI-nya. Kemudian peneliti menggunakan panduan dari
National Institutes of Health yang menyatakan bahwa orang yang skor
BMI-nya mencapai 18,5-24,9 dianggap memiliki berat badan normal,
kemudian jika BMI-nya di antara 25-29,9 orang yang bersangkutan
dikatakan mengalami kelebihan berat badan, sedangkan skor BMI di atas 30
dikatakan sebagai obesitas.
Lalu setelah me-review lebih dari
lima juta email dari 2.000-an pekerja kantoran, peneliti dapat memetakan
jejaring sosial yang ada pada sejumlah perusahaan dan menunjukkan
karyawan mana yang paling berpengaruh diantara rekan-rekannya dan
karyawan mana yang lebih cenderung memilih salah satu kondisi tertentu,
dalam hal ini menjadi kurus atau obesitas.
"Belum ada studi yang
pernah mendemonstrasikan bahwa kondisi kesehatan tertentu berkaitan
dengan ikatan sosial diantara rekan sekantor, terutama mengidentifikasi
ikatan ini melalui data yang tersedia seperti lalu lintas email," terang
peneliti lain, Dr. Luke Matthews yang juga direktur analisis dari
Activate Networks seperti dilansir cbsnews, Jumat (15/3/2013).
Tapi
karena sebagian besar perusahaan mempunyai akses ke jaringan milis
pekerjanya, peneliti lain, Dr. Elizabeth Rula dari Healthways Center for
Health Research berpikir peneliti dapat menyasar pada orang-orang
tertentu yang memiliki pengaruh kuat di dalam jejaring sosial untuk
mempromosikan kampanye kesehatan di tempat kerjanya.
Disamping
obesitas, studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa jejaring sosial dapat
mempengaruhi hal-hal lain dalam kesehatan seseorang, termasuk kebiasaan
merokok, tingkat kebahagiaan serta kadar olahraga dan aktivitas lainnya.
(dikutip dari health.detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar