Senin, 11 Maret 2013

Gara-gara Biskuit Kenari, Nyawa Remaja Ini Melayang

Jakarta, Sudah lama pelajar sekolah menengah itu, Raymond Cho, tahu dirinya alergi kacang. Namun suatu hari saat ditawari biskuit kenari, Raymond mengambil dan memakannya. Meski cuma memakan seperempat bagian, namun tubuhnya tidak bisa mentolerir alergi yang muncul. Raymond pun meninggal.

Mulanya Raymond menolak saat ditawari biskuit yang dibuat seorang temannya dalam pelajaran memasak. Raymond mengatakan dirinya alergi kacang, tapi temannya meyakinkan yang terkandung dalam biskuit tersebut hanyalah kenari.

Menurut penuturan teman Raymond yang namanya dirahasiakan, Raymond hanya menggigit biskuit itu sedikit. Kepada petugas pengadilan koroner di Australia dia menuturkan, pada saat pelajaran memasak, guru telah memperingatkan seisi kelas agar agar jangan memberikan makanan yang dimasak itu kepada orang lain di luar kelas. Hal ini dikarenakan ada beberapa orang yang alergi. Namun guru itu kemudian membolehkan para siswa memberikan biskuit itu kepada temannya.

"Saya tidak tahu kalau dia alergi kenari. Saya benar-benar minta maaf," ujar siswa itu dalam pernyataannya. Saat memberikan biskuit kepada Raymond, dia sama sekali tidak berniat jahat.

Saat meninggalkan ruangan pengadilan, remaja itu terus menangis. Petugas Koroner, Mary Jerram, pun membesarkan hati siswa tersebut dengan mengatakan dia tidak perlu merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Raymond.

"Saya yakin kamu benar-benar merasa bersalah pada keluarga Cho, mereka sudah kehilangan Raymond. Tapi menurut saya kamu seharusnya tidak merasa bersalah seperti ini," ujar petugas itu.

Sementara itu siswa lainnya mengatakan Raymond hanya menggigit sekali biskuit tersebut. Lalu dia mengembalikan biskuit itu kepada temannya karena tidak menyukai rasanya.

Sedangkan siswa lainnya menyebut Raymond mulai mengeluhkan tenggorokan gatal pada saat pelajaran matematika. Raymond terus-terusan meminum air. Saat gurunya bertanya apakah Raymond ingin pergi ke UKS untuk istirahat, remaja itu mengatakan dirinya baik-baik saja.

Raymond tumbang sesaat setelah meninggalkan kelas. Dia kemudian mendapat EpiPen yang biasa diberikan pada orang yang mengalami alergi, sebelum dibawa ke RS. Namun pada saat tiba di RS, kondisinya sudah sangat lemah. Raymond pun menghembuskan nafas terakhirnya pada Mei tahun lalu.

(dikutip dari health.detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar