Sabtu, 23 Maret 2013

Ngeri, Pria Ini Meninggal Akibat Cacing Parasit yang Serang Paru-parunya


California, Sebuah rumah sakit di California dikejutkan dengan kematian seorang imigran dari Vietnam akibat infeksi cacing parasit yang menyebar ke seluruh tubuh, termasuk paru-parunya. Cacing tersebut ternyata telah lama menghuni tubuhnya dan mulai aktif setelah pasien mengambil obat steroid.

Imigran dari Vietnam itu diketahui berusia 65 tahun yang ternyata telah terinfeksi cacing sejak masih tinggal di Vietnam. Vietnam adalah salah satu dari banyak negara di dunia yang masih memiliki wilayah endemi cacing yang dapat menginfeksi manusia.

"Sekitar 80 hingga 90 persen kasus infeksi cacing spesies tertentu dapat menyebabkan kematian karena kondisi yang disebut 'hyperinfection', yaitu perjalanan cacing dalam tubuh manusia," kata Dr. Niaz Banaei, asisten profesor yang ahli dalam bidang penyakit menular di Stanford University School of Medicine.

Infeksi tersebut paling banyak disebabkan oleh cacing parasit spesies Strongyloides stercoralis, yang paling sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis di dunia. Biasanya, cacing parasit ini menginfeksi orang yang tinggal di daerah pedesaan Brazil, Argentina Utara dan Asia Tenggara.

Hingga saat ini diperkirakan telah ada sekitar 100 juta kasus infeksi cacing parasit di seluruh dunia. Cacing parasit hidup di tanah atau air dan biasanya di tempat-tempat dengan sanitasi yang buruk.

Cacing tersebut dapat menginfeksi manusia dengan menembus kulit dan mungkin hidup di usus manusia selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun, berkembang biak dan terus tumbuh hingga sepanjang 2 meter.

Untuk pasien dalam kasus ini, kondisi mulai muncul ketika dirinya mengambil steroid untuk mengobati gangguan yang menyebabkan peradangan arteri pada leher, kulit kepala dan lengan. Obat-obatan tersebut tampaknya telah memungkinkan cacing untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat.

Dokter menemukan bahwa pasien tersebut mengalami infeksi paru-paru yang parah akibat infeksi cacing. Rupanya cacing dewasa yang menghuni tubuh pasien selama bertahun-tahun, telah bertelur dan menghasilkan larva cacing dalam jumlah besar.

Larva tersebut kemudian menyerang dinding usus dan menyebar ke beberapa organ dalam tubuh. Ketika hal ini terjadi, ratusan ribu larva dapat mengirimkan bakteri dari usus ke bagian lain dari tubuh. Pasien tidak mampu bertahan hidup ketika cacing-cacing tersebut mulai menginfeksi paru-parunya.

"Obat mungkin dapat membantu mengobati infestasi cacing, tetapi tidak membantu ketika hyperinfection telah mencapai stadium lanjut," kata Dr. Peter Hotez, dekan dari National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, yang ahli di bidang ini.

Hotez menyarankan bahwa seseorang yang telah bepergian ke wilayah endemi cacing parasit, mungkin perlu melakukan serangkaian tes, termasuk tes tinja untuk memastikan bahwa dirinya bebas cacing. Temuan penelitian ini diterbitkan dalam edisi 21 Maret dalam New England Journal of Medicine, seperti ditulis Ivillage, Sabtu (23/3/2013).

(dikutip dari health.detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar