Jakarta, Berhenti merokok telah lama diketahui
memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, tapi sejauh ini belum pernah
ada yang tahu apakah perokok yang mengalami kelebihan berat badan juga
akan merasakan manfaat yang sama. Hingga akhirnya sebuah studi baru
mengungkap bahwa penderita obesitas yang berhenti merokok tetap akan
mengalami penurunan risiko serangan jantung atau stroke.
"Penambahan
berat badan adalah kekhawatiran yang sering menghantui perokok yang
ingin berhenti dan ini bukanlah semata persoalan estetika," kata
peneliti Dr. Carole Clair dari University of Lausanne di Swiss dan
Massachusetts General Hospital di Boston, AS seperti dilansir Reuters, Jumat (15/3/2013).
"Pasalnya
kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko bagi penyakit
jantung koroner. Lagipula selama ini banyak orang mengira bahwa orang
yang kadung berisiko terserang penyakit kardiovaskular akibat berat
badannya akan gagal berhenti merokok atau setidaknya hanya mendapatkan
sedikit manfaat dari berhenti merokok," lanjutnya.
Selain itu,
detak jantung dan fungsi tubuh perokok lainnya dipercepat oleh nikotin
sehingga mereka membakar lebih banyak kalori daripada bukan perokok. Tak
heran ketika perokok menghentikan kebiasaannya itu, metabolismenya akan
melambat, apalagi bagi orang-orang yang baru saja berhenti merokok
karena mereka akan berupaya mengkompensasi efek penarikan dari
nikotinnya dengan nyemil sehingga orang yang bersangkutan mengalami
penambahan berat badan.
Kesimpulan itu diperoleh setelah Clair
dan rekan-rekannya menganalisis data dari 3.251 orang yang ambil bagian
dalam sebuah survei kesehatan yang digelar setiap empat tahun sekali
antara 1984-2011. Di awal studi, hanya sepertiga partisipan yang
diketahui merokok. Dengan usia rata-rata 25 tahun, 631 partisipan
dilaporkan pernah mengalami serangan jantung, stroke, gagal jantung atau
penyakit kardiovaskular jenis lainnya.
Hasilnya, partisipan yang
mengaku berhenti merokok sejak mengikuti survei terakhir dan partisipan
yang mengaku cukup lama berhenti merokok berpeluang 50 persen lebih
rendah terkena gangguan jantung dibandingkan orang yang masih merokok
hingga studi ini selesai.
Kendati begitu tak dapat dipungkiri
jika orang yang berhenti merokok mengalami kenaikan berat badan sebesar 3
hingga 3,5 kilogram setelah berhenti. Tapi peneliti memastikan bahwa
berhenti merokok saat kondisi berat badan tengah berlebih tak berdampak
terhadap kesehatan kardiovaskularnya.
Menanggapi studi ini, Dr.
Michael Fiore dari University of Wisconsin School of Medicine and Public
Health di Madison mengatakan, "Kami tahu bahwa nikotin adalah penekan
selera makan tapi ketika seseorang berhenti merokok mereka akan
terdorong untuk lebih banyak makan. Yang perlu dilakukan hanyalah
memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi rendah lemak atau rendah
kalori. Lebih baik lagi jika Anda masih bisa menyempatkan diri untuk
berolahraga rutin setiap hari."
Studi ini baru saja dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association.
(dikutip dari health.detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar