Jakarta, Namanya juga anak kecil, terkadang mereka
melakukan sesuatu seenaknya sendiri sehingga membuat orang tua jengkel.
Tapi jika anak melakukan kesalahan, jangan sedikit-sedikit memarahinya.
"Kalau
sering memarahi anak di usia tumbuh kembang maka dampaknya bisa dua.
Pertama bisa bikin anak pasif karena anak akan memilih lebih baik diam
daripada dimarahi. Kedua bisa bikin anak malah melawan," jelas play
terapist, Dra Mayke S Tedjasaputra Msi, usai gebyar posyandu tumbuh
aktif tanggap (TAT) di Gedung Basket, Gelora Bung Karno, Jl Asia Afrika,
Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (17/3/2013).
Menurut
Mayke ketimbang marah, orang tua seharusnya bertindak tegas dengan
mengatakan satu kalimat keras saat anak menunjukkan perilaku yang tidak
sopan. Misalnya: "Stop!" atau "Bahaya! Nanti kamu jatuh,".
"Bukan
marah, tapi teguran yang membuat anak berhenti melakukan perbuatan yang
berbahaya. Kalau orang tua selalu lemah lembut terus nanti anak jadi
lembek," sambung perempuan yang juga dosen psikologi UI ini.
Dia
juga tidak menganjurkan orang tua menghujani anaknya dengan kata-kata
manis bertaburan cinta. Sebab menurutnya lebih baik anak diajari
bagaimana mencintai melalui perbuatan dan bukan melalui kata-kata manis.
"Yang
biasa saja saat berkomunikasi dengan anak. Tidak perlu yang
sedikit-sedikit bilang 'wah pinter ya ganteng mama'. Berikan pujian
selayaknya, tidak perlu berlebihan," tambah Mayke.
(dikutip dari health.detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar