Selasa, 19 Maret 2013

Al-Qaeda Penggal Warga Prancis yang Disandera di Mali

Bamako - Kelompok Al-Qaeda di Afrika Utara mengklaim telah memenggal salah satu sandera berkewarganegaraan Prancis. Pembunuhan ini diklaim sebagai balasan atas intervensi militer Prancis dalam konflik di Mali.

Al-Qairawani yang mengaku sebagai juru bicara kelompok militan Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) yang juga sayap Al-Qaeda di Afrika Utara, menyampaikan kabar eksekusi mati sandera bernama Philippe Verdon ini. Menurut Qairawani, Verdon dieksekusi mati karena dicurigai sebagai mata-mata bagi Prancis.

"Dieksekusi pada 10 Maret sebagai respons atas intervensi Prancis di wilayah Mali bagian utara," ujar Al-Qairawani seperti dilaporkan media Mauritania, ANI dan dilansir AFP, Rabu (20/3/2013),

"Presiden Prancis (Francois) Hollande bertanggungjawab atas nyawa-nyawa para sandera Prancis lainnya," imbuhnya mengingatkan pemerintah Prancis.

Juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Prancis yang diminta tanggapan, mengaku pihaknya masih mencari kebenaran informasi ini.

Verdon merupakan salah satu dari 15 warga negara Prancis yang disandera kelompok militan di wilayah Afrika. Dari jumlah tersebut, sekitar 6 orang di antaranya, termasuk Verdon, diklaim berada di tangan AQIM. Bahkan pada Agustus 2012 lalu, AQIM pernah merilis sebuah video yang menunjukkan Verdon dalam kondisi memprihatinkan.

Verdon diculik pada 24 November 2011 lalu bersama rekannya yang bernama Serge Lazarevic. Menurut keluarganya, keduanya tengah dalam perjalanan bisnis dan diculik di hotel tempat mereka menginap di wilayah Hombort, Mali bagian utara. Pihak keluarga membantah tudingan bahwa keduanya merupakan tentara bayaran atau agen rahasia Prancis.

Militer Prancis memulai operasinya di wilayah Mali sejak Januari lalu untuk memukul mundur militan yang mulai mendekati ibukota Bamako. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 4.000 tentara Prancis yang berada di Mali dan masih terlibat dalam operasi pemberantasan militan di wilayah Mali bagian utara. Hal ini memicu kemarahan para militan setempat.

(dikutip dari news.detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar